Gerakan
Literasi atau sering disebut dengan
gerakan membaca dan menulis merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam
bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan, melalui membaca dan menulis manusia
dapat belajar mengenal keadaan sekitarnya. Sehingga manusia dapat mengetahui
informasi-informasi terbaru tentang lingkungan dan perkembangan masa kini. Tentu,
salah satu tujuannya tidak lain adalag agar lahirnya masyarakat atau pun
generasi yang gemar membaca da suka menulis. Gerakan membaca dan menulis ini,
menurut saya akan efektif bilamana melibatkan khususnya rekan-rekan mahasiswa.
Gerakan
ini harus melibatkan mahasiswa sebagai salah satu penggeraknya. Kesadaran harus
bermula dari diri mahasiswa. Sebagai "agen perubahan" sejatinya
seluruh mahasiswa yang ada di Indonesia bisa dan mau melakukan hal ini. Iya,
mahasiswa harus bisa merubah pola pikir. Bahwa, sudah saatnya bangsa
Indonesia kita bangun melalui budaya literasi. Peradaban bangsa ini, harus
bermula dari budaya literasi. Agar masyarakatnya menjadi kaya akan wawasan dan
pengetahuan serta semakin bijak dalam bertindak atau menghadapi berbagai
problem hidup.
Gerakan
literasi atau biasa disebut gerakan membaca dan menulis merupakan salah satu
terobosan yang sangat bagus demi membangun peradaban bangsa. Tentu, salah satu
tujuannya tidak lain adalah agar lahirnya masyarakat atau pun generasi yang
gemar membaca dan suka menulis. Generasi yang mencintai buku atau karya tulis
lainnya.
Jika
kita ingin merubah kebiasaan masyarakat, khususnya para orang tua dan lansia,
tentu sangat sulit sekali. Pertama dari segi daya tangkap mereka sudah
berkurang, dan kedua bagi mereka pribadi terkadang apa yang kita lakukan
dianggap sudah tidak terlalu berguna. “Untuk apa masih belajar membaca,
menulis, dan berhitung sementara usia sudah tua renta?” Begitu pikir sebagian
besar dari masyarakat tersebut. Oleh karena itulah, penanaman kebiasaan membaca
dari sejak dini menjadi hal prioritas yang penting untuk kita lakukan secara
bersama. Dalam ranah ini beberapa pihak turut terlibat dalam menyukseskannya,
diantaranya peranan orang tua di rumah, guru di sekolah, dan teman-teman di
lingkungan bermainnya.
Secara
sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu. Jadi, minat baca adalah kecenderungan atau
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap membaca.
Dari
segala permasalahan di atas, tentu kita membutuhkan suatu solusi yang dapat
bermanfaat bagi masyarakat umum untuk memupuk kembali minat baca masyarakat
khususnya anak-anak. Adapun beberapa solusi yang dapat kita lakukan adalah
membuat perkumpulan mahasiswa yang mewakili kampus untuk melakan gerakan
literasi ke kampung kampung.
Gerakan
membaca dan menulis ini, menurut saya, akan efektif bilamana melibatkan khususnya
rekan-rekan mahasiswa. Gerakan ini harus melibatkan mahasiswa sebagai salah
satu penggeraknya. Sebab, hampir setiap desa di seluruh Indonesia pasti ada
minimal satu orang warganya yang mengenyam pendidikan sampai ke perguruan
tinggi. Sehingga, ketika mereka pulang atau kembali/menetap di kampungnya nanti
atau ketika ada liburan, setidaknya bisa menyisihkan waktunya untuk
melaksanakan program yang bersangkutan yaitu melaksanakn program gerakan
literasi dari kampus ke kampung.
Sarana
dan prasarana merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam minat baca
masyarakat. Dengan adanya sarana dan prasarana yang mumpuni, masyarakat tidak
akan merasa kesulitan mencari sebuah buku yang diinginkan. Salah satu yang bisa
dilakukan yakni dengan membangun taman baca masyarakat secara nyaman dan
kondusif. Tentunya masyarakat yang merasa betah dengan kehadiran TBM pada
akhirnya menumbuhkan minat baca dalam diri mereka masing-masing.
Tanpa
ada gerakan ini pun, saya yakin bila mahasiswanya "peka" maka
kegiatan semacam ini sudah pasti bisa dilaksanakan. Namun, ini harus tumbuh
dalam diri mahasiswa itu sendiri. Kesadaran harus bermula dari diri mahasiswa.
Sebagai "agen perubahan" sejatinya seluruh mahasiswa yang ada di
Indonesia bisa dan mau melakukan hal ini. Iya, mahasiswa harus bisa merubah
pola pikir.
Bahwa,
sudah saatnya bangsa Indonesia, kita bangun melalui budaya literasi atau budaya
membaca dan menulis. Peradaban bangsa ini, harus bermula dari budaya literasi.
Agar masyarakatnya menjadi kaya akan wawasan dan pengetahuan serta semakin
bijak dalam bertindak atau menghadapi berbagai problem hidup.
Selain
dari mahasiswa, dosen pun harus ikut andil dalam hal ini. Dosen harus mampu
meyakinkan kepada mahasiswanya, bahwa literasi itu sangat penting demi
peradaban dan kemajuan bangsa ini. Dosen harus memberi contoh dan bisa
dijadikan contoh. Dosen harus "mampu" membaca dan menelurkan karya
tulis yang bernama buku. Kalau saja seluruh dosen yang ada di Indonesia ini
bisa menelurkan minimal satu buku selama ia mengajar, maka itu bisa menjadi
motivasi bagi mahasiswanya untuk menelurkan buku juga.
Sekali
lagi, sudah saatnya kita mulai membumikan literasi dari kampus ke kampung. Mari
kita sama-sama ambil bagian untuk perbaikan bangsa ini. Kita lakukan melalui
gerakan literasi.
Bila
gerakan literasi dari kampus ke kampung ini belum bisa kita laksanakan sekarang
juga, paling tidak, bisa kita renungkan dan diskusikan secara bersama-sama oleh
para dosen dan rekan-rekan mahasiswa, khususnya yang ada di Indonesia.
Sehingga, nantinya bisa kita laksanakan.
Menurut
saya pribadi, tanpa dikomandoi pun, kita seharusnya sudah melakukan hal ini.
Terutama kepada rekan-rekan mahasiwa. Ayo, tanamkan kesadaran pada diri kita
masing-masing, bahwa gerakan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat di kampung
kita. Bagus dan akan efektif juga, bila gerakan literasi ini bisa digaungkan di
masing-masing organisasi kemahasiswaan, baik organisasi internal maupun
ekternal kampus. Sehingga gerakan ini akan semakin sistematis.