Rumah yang sangat besar
bisa kita masuki melaui sebuah pintu. Sama halnya dengan dunia yang sangat
luas, bisa kita ketahui melalui sebuah ilmu. Ilmu-ilmu tersebut bisa kita
peroleh dari berbagai macam cara antara lain buku, karena buku adalah jendela
ilmu yang mneghubungkan kita dengan dunia luar. Namun, semakin berjalannya
waktu keeksisan buku terus tergeser.
Bahkan di beberapa tempat, buku hanyalah sebuah pajangan. Sungguh ironi bukan?
Sebuah teori mengatakan
bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh maka semakin sering orang
tersebut diharuskan membaca. Pernyataan tersebut berbanding terbalik dengan
minat baca yang dimiliki. Fenomena ini sangat berpengaruh pada frekuensi
seseorang yang menggunakan buku sebagai media baca seta menjadikan buku kurang mendapatkan
perhatian baik perawatan maupun penggunaan.
Banyak alasan mengapa
seseorang enggan memanfaatkan buku. Mereka menjadikan buku-buku tersebut
terpajang anggun, tertutup bahkan berdebu. Tidak terfikirkan bahwa sebuah buku
akan sangat berpengaruh terhadap wawasan seseorang tentang dunia luar.
Alasan-alasan yang menjadikan buku sebagai prioritas terakhir dalam sebuah
aktifitas diantaranya sebagai berikut:
Sibuk
Kesibukan menjadi faktor
utama sebuah buku terabaikan. Setiap orang memiliki kesibukan masing-masing
yang mungkin kesibukan itu sangat jauh dari buku-buku. Mereka akan berpikir
ribuan kali untuk membuka buku dalam keadaan sibuk dan menyebabkan buku-buku
tersebut menumpuk bahkan ada beberapa buku yang berdebu.
Buku memiliki memiliki skala prioritas
Pandangan seseorang
menentukan penting tidaknya buku tersebut dibaca. Seseorang tidak mungkin
membaca semua buku yang ada, pasti dia akan membaca buku sesuai dengan
kebutuhan. Oleh karena itu, pasti ada beberapa buku yang menjadi pilihan
terakhir bahkan tak terjamah sama sekali. Hal ini membuat keadaan buku tetap
sama bahkan bertambah buruk dengan adaanya debu yang menyelimuti.
Buku
kurang up to date
Dunia
perkuliahan menuntut mahasiswa mendapatkan referensi dari berbagai sumber
diantaranya buku. Namun, yang sering kita temui di perpustakaan adalah
buku-buku edisi lama yang belum diperbarui bahkan buku-buku tersebut sudah
tidak layak untuk digunakan karena sudah mengalami beberapa kerusakan. Hal ini
menyebabkan buku-buku tersebut tidak tersentuh.
Kemudahan teknologi dan informasi
Teknologi
informasi terus berkembang dan menawarkan kemudahan diberbagai bidang, antara
lain pendidikan. Teknologi memiliki konstribusi yang sangat besar, baik dalam sistem maupun penyedia
informasi pendidikan. Segala materi yang kita butuhkan sudah tersedia dengan
kecanggihan teknologi. Banyak orang yang memilih menggunakan teknologi daripada
membuka buku. Hal ini terjadi karena teknologi memberikan hasil yang sama
dengan informasi di buku, namun teknologi lebih cepat dan mudah.
Tidak menarik pembaca
Pernahkah kita merasakan ketidakcocokan dengan sebuah buku?
Hal tersebut mungkin bahkan sering dialami oleh beberapa orang. Entah tidak
cocok karena isi, judul, bahkan hal sepele seperti sampul sebuah buku. Ada 2 kemungkinan
sebuah buku tidak menarik pembaca, yaitu karena pembaca yang memang kurang
berminat dengan buku tersebut atau karena penulis yang kurang mampu menuangkan
idenya sehingga pembaca kurang tertarik. Minat baca dipengaruhi oleh tertarik tidaknya sesorang terhadap buku tersebut.
Berdasarkan uraian yang
telah dipaparkan, kita bisa menyimpulkan bahwa menarik tidaknya sebuah buku
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya minat, kualitas sebuah buku, dan
prioritas buku tersebut dalam pandangan seseorang. Pada masa sekarang ini, banyak orrang
menyalahkan minat baca yang rendah. Mengapa kita tidak berfikir bahwa mungkin
penulis yang kurang mampu menuangkan idenya atau mungkin saja buku tersebut
belum menjadi sebuah prioritas.
Baca Juga: Nilai Konservasi UNNES-Kampus Konservasi