3 Cerita insipiratif tentang pentingnya menjaga perkataan dari mulut kita
Cerita anekdot yang sangat singkat yang akan mengubah pandangan dan dapat menginspirasi, agar kita dapat berkehidupan sesuai dengan sosial dengan baik tidak pernah salah dengan ucapan-ucapan yang kita keluarkan. Berikut merupakan 3 kisah inspiratif yang semoga bisa diambil hikmahnya.
MATINYA SEEKOR KERBAU KARENA TUANNYA
Di pedalam desa yang sangat terpencil, jauh dengan keramaian hiruk pikuk keramaian kota, hidupnya seorang pengembala dengan berbagai macam peliharaannya, setiap hari hewan peliharannya selalu diajak makan malam dan makan pagi oleh sang pemiliknya. Sang mentari pagi hari muncul kerbau diajak pergi kesawah oleh tuannya untuk membajak sawah, kerbau tersebut diajak membajak sawah oleh tuannya seharian dari pagi sampai sore hari.
Kerbau pun pulang ke rumahnya dengan badan yang sangat capek, di Jalan sang kerbau bertemu dengan sapi, kemudian kerbau berkata kepada sang sapi “wahai sapi hari ini, aku diajak membajak sawah sama tuan sampai badanku capek, nanti malam aku mau keluar jalan-jalan untuk melepas penat”. Kemudian sang kerbau melanjutkan perjalanan pulang, dan sang sapi pun meninggalkan sang kerbau. Dijalan mau pulang sang sapi bertemu dengan kambing lalu sang sapi berkata “ wahai kambing tadi kerbau diajak tuan kita membajak sawah seharian dan katanya pada malam nanti dia mau keluar”.
Sang kambing pun pergi meninggalkan sapi, kemudian sang kambing bertemu dengan ayam dan bercerita “wahai ayam kerbau menceritakan bahwa badan dia sangat capek sekali, kemudian nanti malam diam akan kabur pergi meninggalkan tuannya”.
Pada malam harinya semua hewan peliharaan sang tuan berkumpul untuk makan malam Bersama, dengan tiba-tiba ayam menceritakan kepada sang tuannya “wahai sang tuan katanya kerbau tadi siang diajak membajak sawah seharian, karena capek kerbau ingin pergi dan kabur dari sang tuan”. Sang tuanpun langsung berdiri mengambil golok untuk menyembelih kerbau tersebut agar tidak kabur keluar.
KUDAKU MALANGKU
Bersuami istri memang sangat mengasikkan apalagi apapun yang dilakukan bisa dikerjakan secara bersama-sama. Terlihat jelas ada suami istri yang berjalan membawa kuda dengan menaiki kuda tersebut, dari kejauhan terlihat suami istri tersebut berbahagia dengan menaiki kuda tersebut. Di tengah jalan ada yang mengatakan kepada suami istri tersebut “apakah kamu tidak kasian dengan kuda yang kamu naiki, dengan beban berat yang bisa menyakiti punggung kuda ini”. Kemudia sang suami pun turun dari atas kuda tinggal istrinya saja yang menaiki kuda. Tak lama kemudian ada yang mengampiri dan berkata kepada suami istri tersebut “apakah kamu tidak malu istri berada diatas kuda, sedangkan kamu harus berjalan kaki, jadi antara kamu sama kuda tidak ada bedanya”. Mendengar perkataan orang tersebut, suaminya mengajak sang istri untuk turun kebawah dan akhirnya mereka berdua berjalan kaki bersama-sama. Selesai turun jalan bersama-sama ada orang yang mehampiri semua istri tersebut lalu mengatakan “bukankan kamu ada kuda kenapa kamu masih jalan kaki, kenapa juga tidak menaiki kuda yang kamu pegang”. Mendengar banyak perkataan orang-orang akhirnya kuda tersebut dilepas talinya akhirnya kuda tersebut berlari jauh meninggalkan pemiliknya yang berada ditempat tersebut.
PERTAMA KALI AKU BISA MELIHAT
Aku dari kecil tidak bisa melihat indahnya dunia, dunia seakan-akan gelap gulita, itu yang setiap saat aku rasakan dikeseharianku, akupun tidak mengetahui warna dari indahnya dunia. Aku mempunyai ayah yang sangat sabar merawatku, kemanapun ayahku membawaku pergi berobat agar aku bisa merasakan indahnya dunia yang penuh warna.
Suatu hari aku dibawa pergi keluar Kota bersama ayahku untuk mencoba salah satu dokter spesialis mata yang sangat terkenal waktu kala itu, aku hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi nanti sudah puluhan bahkan ratusan dokter untuk mencoba menyembuhkan mataku ini agar bisa melihat, namun hasilnya tetap sama, tetap tidak bisa melihat. ku dituntun ayahku untuk berangkat kerumah sakit yang akan ditujua, terdengar suara kereta api, memang benar aku berangkat naik kereta api. sesampainya dirumah sakit, aku dirawat hampir seminggu. Seminggu telah berlalu, perban yang ada dimataku akan segera dibuka. yang aku tunggu-tunggu pun datang, namun aku tidak berani melihat, aku takut, aku pasrah akan kegagalan yang telah terjadi. Aku belum berani melihat hanya dituntun oleh ayahku. Sesampai di dalam kereta aku mencoba membukakan mataku.
Sungguh diluar dugaan akhirnya aku bisa melihat untuk pertama kalinya, rasa yang tidak bisa diungkapkan, ayahku pun menangis terharu, terlihat sangat jelas cucuran air mata ayaku, langsung dengan bahagia ku melihat ke cendela lalu mengatakan “ ayah-ayah itu yang namanya jembatan ya yah” “ayah-ayah itu yang namanya mobil, loh yah itu yang Namanya pohon yah yang, indah sekali ayah”. Akupun sangat bahagia kala itu, aku berlari kedepan-kebelakang gerbong kereta itu, melihat kesana-kemari dan aku mengatakan lagi “ayah-ayah itu ada hewan yah, apa Namanya yah?”.
Melihat hal tersebut di kursi samping mengatakan pada ayahku “itu anak kamu ada gangguan ya, sudah besar segitu masih belum tau jembatan, mobil bahkan nama hewan”. Mendengar hal tersebut air mata menetes keluar dari mata ayah, tidak sampai situ orang-orang lain pun pada sibuk membicarakan aku, kemudian dari berjauhan ada yang berkata lagi “hei nak umur kamu sudah berapa belum tau bentuk mobil jalan jembatan”. mereka semua tertawa, ayahku hanya terdiam, hanya bisa terlihat dari matanya mengeluarkan air mata, kemudian ku peluk ayahku “terimakasih ayah, ayah sangat hebat”(ucapan dari dalam hati).
Pesan moral : jagalah perkataan-perkataan yang keluar dari mulut kita, jangan sampai hal yang sekiranya tidak masalah dalam diri kita justru akan menjadi masalah diorang lain.. kita tidak bisa melihat pribadi orang yang kita ajak bicara bisa dengan mudah bawa persaaan, maka dari itu sudah sepantasnya kita mulai menjaga perkataan dari mulai sekarang.